Berjudi Melawan Rindu
Tak terhitung sudah kekalahan diri melawan rindu, kupikir temu akan memenangkan permainan ini ternyata selamanya tidak akan pernah menang jikalau harus "berjudi". Walhasil harus sebaliknya diri ini akan "berteman". Rindu, diri ini menitipkanmu bersama Bait-bait doa yang Kupanjatkan pada TuhanKu untuk Seorang. Semua yang bernyawa pasti pernah merasakan rindu pada siapa dan apapun itu, baik yang masih berjuang di dunia fana ini pun yang tak lagi nyata untuk selamanya.
"Rasa sayangku akan terus bertambah tanpa tau caranya berkurang" salah satu untaian kata yang selalu terlintas dibenak ini, andai penyesalan tidak berjibaku dengan angan, mungkin tidak akan berai. Semesta mengetahui semuanya dan tak akan pernah menceritakan yang tersirat. Rindu, desember, hujan, diri ini sekali meniadakannya tapi mereka telah andil banyak dalam kisah Kisah ini. Badai yang sempurna dipenghujung tahun.
Selanjutnya, arah perjuangan ini akan semakin sulit lagi rumit, diri yang kecil setidaknya harus berbekal rasa "Syukur" itu. 29 Desember 2017 akan selalu dalam kenangan kilas balik kala seseorang perempuan yang Aku panggil "Mamah", dipanggil oleh sang Maha pencipta, dimana saat Jiwa dan Raga seperti dipaksa memilih antara ikhlas dan sabar dengan apa yang sudah tersirat. Hari ini tepat 2 tahun berpulangnya Mamah, banyak yang ingin diri ini sampaikan dan Doa menjadi penawarNya.
Luar biasanya Sarinah😁, Tulisanmu tentang pertaruhan dengan rindumu. Trus smngt dlm dunia blogging. Merdeka!
BalasHapusWkwkwk
HapusTks bung yum.
Merdeka
Kunjungi blogku jg di www.tulisanduaenam.blogspot.com
BalasHapus