"Diagonal Rasa...


 Halo...

Beberapa kata selalu terbayang di benakku di beberapa hari ini. "Diagonal" Yaps tidak salah Diagonal adalah garis yang menghubungkan dua sudut yang lain sehingga dapat membentuk suatu bentuk.

Tapi konteksnya tidak berfokus kesana, tapi ini tentang beberapa sudut yang kembali bertemu setelah beberapa tahun hilang dan kini kembali.

Layaknya rumah, ia juga mempunyai tuanNya. 


Entah ditahun berapa, yang pasti di bangku SMP. Kali pertama mengenal "Diagonal rasa". Mari kita berkenalan lebih dekat, karna kata tersebut masih sumbang terdengar. Mari saling mengenalkan, tentu boleh karna kedekatan itu adalah kesepakatan kedua belah pihak. Bahwasannya hal itu lambat laun menjadi bingkai romantis tetapi masih remeh temeh di mata dewasa ini. Mereka terbuai sementara dalam dalam waktu yang "Cukup" lama kataNya. Bingkai tersebut, lambat laun tidak punya alasan yang pasti sebagai sebabnya berdebu. Sehingga kedua belah pihak sepakat untuk menyimpan bingkai tersebut dalam lemari kenangan.

Beberapa tahun berlalu seiring berjalannya waktu kini bingkai Diagonal Rasa itu kembali. Dengan versi masing-masing, atas dasar kesepakatan kedua belah pihak. Beberapa titik hilang dan beberapa garis mampu menyatukan apa yang hilang itu. Bahwasannya sebuah bingkai rasa dewasa ini harusnya tidak lagi di simpan dalam lemari masing masing.

Mari saling membersamai untuk hal-hal baik dalam Diagonal Rasa. Kita rajut, kita sambung beberapa titik itu menjadi garis meskipun pernah rumpang. Akan tetapi jangan pernah menghapusnya Atau menghancurkannya mari perbaiki dengan rasa Syukur dan cukup.


-Kualakurun 26 mei 2025

CPH


Komentar

Postingan Populer