Napak Tilas 12 Agustus 1999



 

Mari ucapkan terimakasih untuk diri sendiri
Sudah bisa bertahan sejauh ini, walaupun sempat menginjak beberapa duri yang menghambat langkah itu bukan menjadi alasan untuk menyerah, iya betul menyerah. 

Mari kita napak tilas beberapa memori lama, karna itu adalah memori yang dimana sudah punya ruang sendiri baik di hati atau pun pemikiran kita. 

Setelah beberapa kejadian ternyata bisa sekuat ini adalah karna Peran Pak Yanto dan Bu Ani.
Meskipun Bu Ani sudah lama tidak bersama kami lagi, tapi kenangan dan cintanya akan selalu bersama kami seumur hidup.
Kemudian, Pak Yanto ayah yang tidak pernah mengucapkan kasih sayangnya lewat mulutnya akan tetapi melalui tindakan beliau mencurahkan kasih sayangnya untuk kami anak-anaknya.

Tidak mudah memang, menanggung beban ganda sebagai seorang Ayah dan Ibu untuk beliau selama 7+ th terakhir
Tapi Pa Yanto tidak pernah mengeluh. Beliau adalah sosok Ayah yang paling sabar di muka bumi ini baik dalam mendidik dan membesarkan kami.

Saya rasa tidak ada org tua yang tega melihat anaknya menangis.
Bagi saya Pa Yanto adalah Ayah yang sangat luar biasa dan tidak ada yang bisa menggantikan beliau dari hidup saya. Saya bersyukur di lahirkan menjadi anak PerempuanNya. Benar kata orang-orang cinta pertama anak Perempuan Itu adalah AyahNya, iya itu yang saya rasakan. 

Semesta terimakasih untuk luka meskipun obatnya agak lama menimbulkan efek tapi saya bersyukur saya bisa sembuh dengan perlahan dengan "Obat" itu.

Kemudiam Bu Ani sebelum beliau meninggalkan kami selamanya
Tidak pernah lelah untuk memberi nasehat  
dan omongan tidak pernah yang buruk untuk kami.
Anak perempuanmu ini masih suka dengan angka 7 dan masih suka dengan warna merah hati

D
A
N

Ibu akan selalu ada di hatiKu 

CPH

Komentar

Postingan Populer